Sejarah tato Yakuza sudah berumur ratusan tahun. Mungkin sama tuanya dengan organisasi Yakuza yang sudah berdiri sejak zaman shogun dan para samurainya.
Tak cuma Yakuza pria, para wanitanya pun menato seluruh tubuh mereka. Kontras sekali kulit putih dihiasi rajah aneka warna.
Sebenarnya tak ada keharusan Yakuza bertato. Apalagi kini polisi menyatakan perang terhadap Yakuza. Orang-orang bertato pun sering dianggap sebagai Yakuza dan menerima diskriminasi.
Tapi tetap saja para Yakuza manato tubuh mereka. Berikut lima alasan anggota geng Yakuza menato seluruh tubuh mereka.
1. Jadi jagoan di jalan
Bisnis Yakuza tak jauh dari pemerasan, dan mencari uang dengan jalan tak halal. Masyarakat pun takut pada Yakuza. Mereka pun jadi jagoan di jalan.
Misal jika ada Yakuza bertato yang menyetop taksi, pasti taksi itu akan langsung berhenti. Para sopir taksi takut jika tak berhenti akan dicatat nomor taksi dan 'dikerjai' anggota Yakuza lain.
2. Agar aman di penjara
Dunia Yakuza identik dengan kekerasan. Tak jarang mereka harus berurusan dengan polisi dan akhirnya masuk penjara.
Di penjara, narapidana kelas teri tak akan berani mengganggu anggota Yakuza. Tato ini pun jadi semacam perlindungan karena Yakuza dianggap pasti bertato. Mereka aman dan tak akan diperbudak napi lain.
3. Rasa hormat pada pemimpin
Yakuza identik dengan tubuh yang dipenuhi tato di sekujur tubuhnya. Untuk membuat tato tersebut, mereka mengeluarkan uang yang tidak sedikit bahkan menembus angka ratusan juta rupiah.
Banyak yang keliru, sebenarnya tidak ada tato khusus di Yakuza. Hanya etika kepada Komicho (ketua geng), jadi kelihatannya tatonya mirip. Jadi sebagai rasa hormat untuk pemimpin, ujar Richard Susilo, penulis buku Yakuza Indonesia saat berkunjung ke redaksi merdeka.com, Jumat (16/8).
Awalnya ada dua warna dasar yang menjadi keharusan yaitu merah dan hitam. Kebanyakan tato anggota Yakuza itu bergambar naga, harimau, kupu-kupu, bunga sakura, bunga Chrysantinum (bunga seruni, bunga krisan), gambar terkait Buddha (Fudo Myoo) serta setan atau tengkorak. Tapi kini seniman tato makin kreatif sehingga lebih beraneka ragam.
4. Kebanggaan mengalahkan rasa sakit Untuk mentato tubuh tidak bisa sekaligus karena zat untuk tato itu mengandung racun. Dalam seminggu hanya boleh dua kali, paling banyak tiga kali pengerjaan tato. Maka tidak heran dibutuhkan waktu yang lama untuk memenuhi tubuh dengan tato.
Tidak bisa sekaligus, tidak bisa ditato setiap hari, 2 kali dalam seminggu. Penyelesaiannya ada yang setahun, ada juga yang lebih. Tergantung tingkat kesulitan dan detail tato tersebut dan berwarna atau tidak, jelas dia.
Menurut Richard, bagi Yakuza mengalahkan rasa sakit seperti saat ditato itu terhormat. Pengerjaan tato paling baik adalah dengan tangan disebut Tebori.
Sebab kalau pakai mesin, akan cepat luntur dan warna akan hilang, kata dia.
5. Menyukai keindahan dan seni tato Putri bos Yakuza, Shoko Tendo, begitu kagum melihat tato di seluruh tubuh Yakuza. Setelah berusia 21 tahun, Shoko mulai menato tubuhnya. Menurut Shoko, tidak ada keharusan seorang Yakuza untuk bertato.
Tidak ada paksaan. Saya melakukannya karena senang pada tato, aku Shoko.
Shoko mulai kecanduan menghiasi tubuhnya dengan rajah. Hampir seluruh lekuk tubuhnya dihiasi tato. Nyaris tidak tersisa lagi yang tak tersentuh tato. Prosesnya empat bulan kira-kira untuk seluruh tato, kata dia.
Shoko memiliki tato besar bergambar wanita dengan pisau di mulutnya. Tapi dia mengaku tak ada arti khusus.
Nggak ada ada artinya. Kalau si pembuat itu hanya melihat kok bagus ya kalau dihias begini, jawabnya.
[ sumber ]
0 Response to "Inilah 5 Alasan Anggota Geng Yakuza Menato Seluruh Tubuh Mereka"
Posting Komentar